Kegiatan Bikon

Kegiatan Bikon
Achievement Motivation Training: Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Bikon

Selasa, 31 Juli 2012

Membuat Suasana Belajar Anak Lebih Menyenangkan


Motivasi: Membuat Suasana Belajar Anak Lebih Menyenangkan

Alhamdulillah tahun ajaran baru sudah dimulai, bagi siswa yang dulunya ada di TK B sekarang sudah masuk ke tingkat SD/MI, bagi yang kelas 6 SD/MI sekarang ada di kelas 7 SMP/MTs, bagi siswa kelas 9 SMP/MTs sekarang ada di kelas 10 SMA/MA/SMK, dan bagi yang kelas 12 sekarang ada di PT baik negeri maupun swasta. Pencapaian putra-putri kita yang telah berhasil masuk ke sekolah/perguruan tinggi lanjutan merupakan suatu prestasi sehingga perlu sekali diberikan apresiasi baik berbentuk materil maupun spiritual.

Dalam memberikan apresiasi tentu orang tua harus memperhatikan dengan seksama akan maksud dari bentuk apresisasi tersebut sehingga jika itu materi maka dapat menunjang keberhasilannya dalam menghadapai tingkat selanjutnya. Tidak ada salahnya menyampaikan dari awal mengenai target mereka sejak awal masuk sekolah sehingga masa depan  mereka dapat terprogram dan prestasi selanjutnya dapat diraih.
Untuk siswa tingkat SMP/SMA maka kita perlu memberikan kebebasan “bertanggung jawab” pada anak agar mereka terhindar dari depresi belajar, dengan cara belajar yang efektif dan menyenangkan. Bagi sebagian anak yang sudah dibiasakan mengulang hasil  pembelajaran di sekolah  maka mereka tidak akan mengeluh jika belajar mereka jadi bertambah. Namun pada sebagian anak hal ini cenderung menyebabkan rasa kesal dan frustrasi yang pada akhirnya dapat saja mengakibatkan depresi belajar pada anak.
Banyak lembaga pra-sekolah yang mengajarkan kepada anak pelajaran pelajaran dengan metode active learning atau learning by doing, atau learning through playing, salah satu tujuannya adalah agar anak mengasosiasikan belaj ar sebagai kegiat an yang menyenangkan. Tapi seringkali untuk anak-anak SD, hal ini agak sulit dipraktekkan, karena mulai banyak pelaj aran yang harus dipelaj ari dengan menghafal. Untuk keadaan ini, hal minimal yang dapat dilakukan adalah mensetting suasana belajar. Jika setiap kali pembicaraan mengenai belaj ar berakhir dengan omelan-omelan, ia akan mengasosiasikan suasana belajar sebagai hal yang tidak memberi perasaan menyenangkan, dengan demikian kegiatan belajar akan dihindari oleh anak.
Selain tidak sering-sering memarahi anak ketika belajar, ada beberapa cara yang dapat digunakan agar anak dapat dan mau belajar tanpa ada rasa khawatir salah, bahkan sampai depresi  karena perasaan  “terbebankan” oleh kewajiaban tersebut.  Berikut ini beberapa tips untuk membuat kegiatan belajar menjadi menyenangkan:
1. Berikan contoh yang baik
Anak cenderung meniru perilaku orangtua, karena itu jadilah contoh buat anak. Ketika menyuruh dan mengawasi anak belajar, orang tua juga perlu untuk terlihat belajar (misalnya membaca buku-buku). Sesekali ayah-ibu perlu berdiskusi satu sama lain, mengenai topik-topik serius (suasana seperti anak sedang kerja kelompok dan diskusi dengan teman-teman, jadi anak melihat kalau orangt uanya juga belajar). Dengan demikian, anak melihat bahwa orang tuanya sampai tua pun tet ap belajar.
2.  Pilih waktu belajar terbaik
Pilih waktu belajar terbaik untuk anak, ketika anak merasa segar. Mungkin sehabis mandi sore. Anak juga bisa diajak bersama-sama menentukan kapan waktu belajarnya.
3.  Menjadikan belajar sebagai rutinitas.
Anak butuh suatu kepastian, hal-hal yang dapat diprediksi. Jadi jadikan belajar sebagai rutinitas yang pasti. Misalnya ketika sudah ditentukan waktu belajar adalah satu jam setiap hari, pukul 17.00-18.00, maka pada jam tersebut harus digunakan secara konsisten sebagai waktu belajar. Kecuali disebabkan hal-hal yang mendesak, misalnya anak baru sampai rumah pukul 16.30, tentunya tidak bijaksana memaksa anak harus belajar pukul 17.00, karena masih lelah.
4.   Kenali pola belajar anak.
Anak punya daya konsentrasi dan rentang perhatian yang berbeda-beda. Misalnya ada anak yang bisa belajar terus-menerus selama satu j am, ada yang hanya bisa selama setengah jam. Kenali pola ini dan susunlah suatu jadwal belaj ar yang sesuai. Bagi anak yang hanya mampu berkonsent rasi selama 30 menit , maka berikan waktu istirahat 5-10 menit setelah ia belajar selama 30 menit. Demikian untuk anak yang mampu belaj ar lebih lama.
5.   Temani anak ketika belajar.
Dalam hal ini orangtua tidak perlu harus terus-menerus berada di samping anak karena mungkin Anda sebagai orangtua memiliki pekerj aan. Namun paling tidak ketika anak mengalami kesulitan, Anda ada di dekatnya untuk membantu.
Demikian hal-hal yang dapat disarankan untuk membantu orangtua memberikan motivasi anak agar mau belajar. Semoga berguna dan dapat berhasil diterapkan. Orangtua senang, tidak lelah bert eriak-t eriak dan marah-marah, anak pun senang tidak dimarahi dan merasa menyukai kegiat an belaj ar.